Jalan.
Inilah lembaran yang kita lalui: jalan tak berujung
yang kita pahat dengan jejak langkah, selamanya melangkah
seperti cinta yang tak mengenal akhir
yang tak mengenal menyerah
di situ jejakjejak menjelma taman dan tetirah.
yang kita pahat dengan jejak langkah, selamanya melangkah
seperti cinta yang tak mengenal akhir
yang tak mengenal menyerah
di situ jejakjejak menjelma taman dan tetirah.
Aku hanya
mampu melangkah bersamamu.
Lembah.
Kamulah kehidupan
di mana lembah dipenuhi kuncup-kuncup melati
senantiasa bersemi, tubuh wangi yang kukecup tiap pagi
embun-embun berbaris di bulu matamu
mengerling sejuk ke dalam kalbu.
di mana lembah dipenuhi kuncup-kuncup melati
senantiasa bersemi, tubuh wangi yang kukecup tiap pagi
embun-embun berbaris di bulu matamu
mengerling sejuk ke dalam kalbu.
Aku hanya
mampu bersyukur memandangmu.
Laut.
Sungai-sungai kuciptakan sungai-sungai yang melambai
di bibirmu pantai segala kerinduanku bermuara
segalanya sampai
bukankah cinta itu lambang abadi?
di bibirmu sajakku menjelma cium
menjadi ombak di celah-celah lautmu yang anggun.
di bibirmu pantai segala kerinduanku bermuara
segalanya sampai
bukankah cinta itu lambang abadi?
di bibirmu sajakku menjelma cium
menjadi ombak di celah-celah lautmu yang anggun.
Aku hanya
mampu memeluk gemuruhmu.
Bibir. Aku
tidak tahu,
bagaimana indahnya engkau melukiskan cinta
hanya dengan sebuah lengkung sederhana di bibir
sementara ribuan kata tak sanggup kueja dan kutata
agar dapat menulisi kertas hatimu.
bagaimana indahnya engkau melukiskan cinta
hanya dengan sebuah lengkung sederhana di bibir
sementara ribuan kata tak sanggup kueja dan kutata
agar dapat menulisi kertas hatimu.
Aku hanya
mampu merangkum senyummu
dengan seulas ciuman.
dengan seulas ciuman.
Indonesia 20-10-2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar